Cerpen Inspirasi ... Sang Maylan :: Sepasang Pengemis Tua di Pinggir Jalan
Sudah lama aku memperhatikan sepasang pengemis itu, karna sudah begitu lama juga mereka ada disisi tikungan jalan menuju pesisir pantai tempat dimana biasa aku pulang. Bermacam pikiran berkelabat dibenakku ... siapa keluarganya? dmna anaknya? apa tujuan hidupnya ? aaah sudahlah bukankah hal seperti itu lazim terdapat dimana - mana.
Sudah lama aku memperhatikan sepasang pengemis itu, karna sudah begitu lama juga mereka ada disisi tikungan jalan menuju pesisir pantai tempat dimana biasa aku pulang. Bermacam pikiran berkelabat dibenakku ... siapa keluarganya? dmna anaknya? apa tujuan hidupnya ? aaah sudahlah bukankah hal seperti itu lazim terdapat dimana - mana.
Lebaran kali ini aku kembali pulang dan bedanya aku tidak lagi sendiri,ada ipang pria yang 4 bulan belakangan jadi kekasihku, tampan, sabar dan mapan pastinya. Ipang sudah berkali - kali mengatakan akan bersilaturrahmi ke rumah mamaku. Aku pun yakin untuk membawanya karena tidak ada cacat dalam dirinya yang membuatku ragu untuk memperkenalkannya ke mamaku.
Aku melakukan perjalanan pulang ke pesisir melewati tikungan tempat sepasang pengemis itu berdiam sepanjang tahun.Aku membahasnya dengan ipang, reaksinya hnya senyum tipis tanpa sepatahpun komentar dan akupun melupakan obrolan soal pengemis itu. Dua hari bersama keluargaku, Ipang terlihat sempurna tuk jadi pasanganku. Giliranku yang mejadi terlihat sama dimata keluarganya, seperti apa ya keluarganya ... hmmm .. aku masih berkhayal karna belum pernah kerumah orang tuanya.
Hari ini kami akan pulang ke padang dan akan mampir dirumah Ipang. Aku tak bisa menahan debar jantungku ... takut melihat reaksi keluarganya, pastinya dia dari keluarga kaya dan berpendidikan. Akhirnya kami sampai di rumah Ipang. Tepat seperti dugaanku .. megah dan terlihat beberapa buah mobil parkir didepannya. Hujan turun deras sekali, rumahnya sepi hanya ada kami dan seorang pembantu.
Hujan kian deras..dan petir tak hentinya menggelegar, aku menatap keluar jendela, lalu mataku tertumpu pada dua sosok tua terseok2 menuju rumah. Terlihat si kakek berusaha keras menopang tubuh si nenek, aku terpaku ... kenapa mereka menuju rumah Ipang? Pertanyaan - pertanyaanku belum terjawab saat aku melihat si pembantu berlari menyusul pengemis itu keluar dan membawanya masuk ke dalam dan berlari memanggil Ipang dan mengatakan sebuah kalimat... " Mas Ipang .. Ibu sakit, hujan deras ibu tidak kuat di pinggir jalan jadi dibawa Bapak pulang ... "
Ipang berlari ke ruang dimana pengemiis tua itu berada dan mulai mengompres si pengemis. Ipang melakukan semua dengan diam. Sementara bapak tua mengganti pakaian ke kamar dan duduk menonton TV seakan - akan ini rumahnya ... atau ... apa memang inilah rumahnya? Aku seperti akan tertelan bumi ...
Aku yakin wajahku memucat..setelah perempuan tua itu tertidur. Ipang menatapku dengan mata tak terbaca maknanya.
Sayang ... mereka Ibu Bapakku ... sepasang pengemis tua yang sering kau bicarakan ini adalah orang tuaku..
Aku diam kelu ... .Godam - godam pertanyaan menghantam kepalaku serasa amblas dilantai rumah megah ini. Tuhan ... aku akan memulai pertanyaannya darimana terhadap lelucon hidup ini ? Hingga petir hujan berhenti aku masih tertegun dan bisu...
( Catatan kaki ... Maylan )
0 komentar:
Posting Komentar